771. Dari Anas
r.a., katanya: "Waktu shalat sudah datang, lalu berdirilah orang-orang yang
dekat rumahnya ke keluarganya masing-masing -untuk mengambil air wudhu'- dan
masih tertinggallah beberapa orang -beserta Nabi s.a.w-. Kemudian Rasulullah
s.a.w. diberi sebuah wadah yang terbuat dari batu. Maka wadah itu terlampau
kecil kalau di dalamnya itu dibeberkan tapak tangan beliau s.a.w. dan keluarlah
air dari jari-jari beliau s.a.w. itu. Orang-orang itu lalu berwudhu' semuanya.
Orang-orang sama berkata; "Berapa jumlahmu tadi?" Jawabnya: "Delapan puluh orang
dan ada lebihnya." (Muttafaq 'alaih) Ini adalah riwayat Imam Bukhari. Dalam
riwayat Imam Bukhari dan juga Imam Muslim disebutkan demikian: Bahwasanya Nabi
s.a.w. meminta wadah berisi air, kemudian diberi suatu gelas yang dangkal
dasarnya -semacam mangkok- di dalamnya ada sedikit air, lalu beliau s.a.w.
meletakkan jari-jarinya itu dalam wadah tadi. Anas berkata: "Saya mulai melihat
pada air yang menyumbar dari jari-jari beliau s.a.w. itu. Saya menerka jumlah
orang yang berwudhu' itu antara tujuh puluh sampai delapan puluh orang
banyaknya.
772. Dari Abdullah
bin Zaid r.a., katanya: "Kita didatangi oleh Nabi s.a.w. lalu kita mengeluarkan
air untuknya yang di tempatkan dalam wadah mangkok yang terbuat dari tembaga,
lalu beliau s.a.w. berwudhu'." (Riwayat Bukhari) Ashshufr dengan dhammahnya shad
dan boleh pula dengan kasrahnya shad, yaitu tembaga. Attaur adalah seperti
gelas, kata ini dengan ta' mutsannat di atas.
773. Dari Jabir
r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. memasuki seorang Anshar dan disertai oleh
seorang sahabatnya -yakni Abu Bakar as-Shiddiq-, lalu Rasulullah s.a.w.
bersabda: "Jikalau engkau mempunyai, bolehlah memberikan air yang ada di dalam
girbah yang sedang menginap semalam -maksudnya yang dingin-, tetapi jikalau
tidak ada, kita akan mengokop saja," yakni minum dengan mulut tanpa menggunakan
wadah atau tangan. (Riwayat Bukhari)
774. Dari Hudzaifah
r.a., katanya: "Sesungguhnya Nabi s.a.w. melarang kita mengenakan pakaian dari
sutera halus ataupun sutera kasar -untuk lelaki-, juga melarang kita minum dari
wadah yang terbuat dari emas atau perak -untuk lelaki dan wanita- dan beliau
s.a.w. bersabda: "Semua itu adalah untuk mereka -orang-orang kafir- di dunia,
tetapi untukmu semua -kaum Muslimin- di akhirat." (Muttafaq'alaih)
775. Dari Ummu
Salamah radhiallahu 'anha bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Orang yang
minum dari wadah perak itu, sebenarnya ia meletakkan api neraka jahanam dalam
perutnya." (Muttafaq 'alaih) Dalam riwayat Imam Muslim disebutkan: Rasulullah
saw bersabda: "Sesungguhnya orang yang makan atau minum dari wadah perak atau
emas," juga dalam riwayat Imam Muslim yang lain lagi disebutkan: Beliau s.a.w.
bersabda: "Barangsiapa yang minum dari wadah emas atau perak, maka sebenarnya
saja ia meletakkan api dari neraka Jahanam dalam perutnya."