web widgets

Senin, 18 Juli 2016

Bab 107. Perintah Makan Dari Tepi Piring Dan Larangan Makan Dari Tengahnya

Dalam bab ini termasuk pulalah sabda Rasulullah s.a.w.: "Dan makanlah dari apa-apa yang ada di dekatmu." Muttafaq 'alaih, sebagaimana yang diuraikan di muka.

741. Dari Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma dari Nabi s.a.w., sabdanya: "Keberkahan itu turun di tengah makanan, maka makanlah engkau semua dari kedua tepi makanan itu dan janganlah makan dari tengahnya." Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Tirmidzi dan Tirmidzi mengatakan bahwa ini adalah hadits hasan shahih.


742. Dari Abdullah bin Busr r.a., katanya: "Nabi s.a.w. mempunyai suatu tempat hidangan yang dinamakan Algharra' -artinya indah-, dibawa oleh empat orang lelaki. Setelah mereka berada di waktu pertengahan siang serta telah melakukan shalat Dhuha, lalu didatangkanlah hidangan tadi -yakni telah diisikan roti didalamnya-. Orang-orang sama berkumpul mengelilinginya. Setelah banyak jumlah mereka, Rasulullah s.a.w. duduk berlutut. Seorang A'rab -penghuni pedalaman negeri Arab- berkata: "Duduk cara apakah Tuan ini?" Rasulullah s.a.w. menjawab: "Sesungguhnya Allah membuat saya sebagai seorang hamba yang mulia dan tidak menjadikan saya seorang yang keras kepala serta berbuat kesalahan -dan berani menentang kebenaran-." Selanjutnya Rasulullah s.a.w. bersabda pula: "Makanlah dari sekitar tepi-tepinya saja dan tinggalkanlah puncaknya, tentulah diberikan keberkahan pada makanan itu." Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad yang baik. Dzirwatuha artinya puncak atau bagian yang teratas sekali. Dibaca dengan kasrahnya dzal -seperti di atas- atau dengan dhammahnya, lalu berbunyi dzurwatuha.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar