web widgets

Sabtu, 14 Februari 2015

Bab 52. Keutamaan Mengharapkan


Allah Ta'ala berfirman dalam mengabarkan perihal hambaNya yakni Nabi Shalih, yaitu: "Dan saya -Nabi Shalih- menyerahkan urusanku kepada Allah, sesungguhnya Allah adalah Maha Melihat keadaan hamba-hamba. Maka Allah melindunginya dari kejahatan-kejahatan tipu daya mereka itu." (Ghafir: 44-45)

439. Dari Abu Hurairah r.a. dari Rasulullah s.a.w., sabdanya: "Allah Azzawajalla berfirman -dalam hadits Qudsi-: "Aku adalah menurut sangkaan hambaKu dan Aku akan selalu besertanya selama ia mengingat padaKu. Demi Allah, sesungguhnya Allah itu lebih gembira kepada taubatnya seorang hambaNya daripada seorang diantara engkau semua yang menemukan sesuatu bendanya yang telah hilang di padang yang luas. Barangsiapa yang mendekat padaKu dalam jarak sejengkal, maka Aku mendekat padanya dalam jarak sehasta dan barangsiapa yang mendekat padaKu dalam jarak sehasta, maka Aku mendekat padanya dalam jarak sedepa. Jikalau hambaKu itu mendatangi Aku dengan berjalan, maka Aku mendatanginya dengan bergegas-gegas." (Muttafaq 'alaih) Ini disebutkan dalam salah satu riwayat Imam Muslim. Tentang sejarahnya sudah diuraikan di muka dalam bab yang sebelum ini -lihat hadits no.412-. Diriwayatkan pula dalam kedua kitab shahih "wa ana ma'ahu bina yadzkuruni", dengan nun, sedang dalam riwayat di atas dengan kata haitsu dengan menggunakan tsa'. Keduanya adalah shahih.

440. Dari Jabir r.a. bahwasanya ia mendengar Nabi s.a.w., sebelum wafatnya kurang tiga hari pernah bersabda: "Janganlah seseorang dari engkau semua itu meninggal dunia, melainkan ia harus memperbaguskan sangkaannya -berbaik sangka- kepada Allah Azzawajalla." (Riwayat Muslim)


441. Dari Anas r.a., katanya: "Saya mendengarkan Rasulullah s.a.w. bersabda: "Allah Ta'ala berfirman -dalam hadits Qudsi-: "Hai anak Adam -yakni manusia-, sesungguhnya engkau itu selama suka berdoa dan mengharapkan kerahmatanKu, maka pastilah Aku memberikan pengampunan padamu atas segala dosa yang ada padamu dan Aku tidak peduli -betapa banyaknya- Hai anak Adam, andaikata dosa-dosamu itu telah mencapai setinggi langit -karena sangat banyaknya-, kemudian engkau memohonkan pengampunan padaKu, pasti Aku mengampuninya. Hai anak Adam, andaikata engkau datang padaku dengan membawa kesalahan hampir sepenuh bumi, kemudian engkau menemui Aku, asalkan engkau tidak menyekutukan sesuatu denganKu, pastilah Aku akan mendatangimu dengan membawa pengampunan hampir sepenuh bumi itu pula." Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah hadits hasan. 'Ananas sama-i dengan fathahnya 'ain, dikatakan bahwa maknanya itu ialah apa-apa yang tampak padamu dari pandangan langit itu jikalau engkau mengangkat kepalamu, ada pula yang mengatakan bahwa artinya itu ialah mega. Qurabui ardhi dengan dhammahnya qaf dan ada yang mengatakan dengan kasrahnya qaf, artinya ialah sesuatu yang hampir memenuhi bumi itu. Wallahu alam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar