Allah Ta'ala
berfirman: "Dan penuhilah perjanjian, karena sesungguhnya perjanjian itu akan
ditanyakan." (al-Isra': 34)
Allah Ta'ala
berfirman lagi: "Dan penuhilah perjanjian terhadap Allah, jikalau engkau semua
menjanjikannya." (an-Nahl: 91)
Allah Ta'ala juga
berfirman: "Hai sekalian orang-orang yang beriman, penuhilah janji-janji itu."
(al-Maidah: 1)
Allah Ta'ala
berfirman pula: "Hai sekalian orang-orang yang beriman, mengapa engkau semua
mengucapkan apa-apa yang tidak engkau semua kerjakan? Besar sekali dosanya di
sisi Allah jikalau engkau semua mengucapkan apa-apa yang tidak engkau semua
kerjakan itu." (as-Shaf: 2-3)
687. Dari Abu
Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tandanya orang munafik itu
ada tiga, yaitu: jikalau ia berbicara berdusta, jikalau ia berjanji menyalahi
dan jikalau ia dipercaya berkhianat." (Muttafaq 'alaih) Ia menambahkannya dalam
riwayat Imam Muslim: "Sekalipun orang itu berpuasa dan shalat dan mengaku bahwa
dirinya adalah seorang Muslim."
688. Dari Abdullah
bin 'Amr bin al-'Ash radhiallahu 'anhuma bahwasanya Nabi s.a.w. bersabda: "Ada
empat perkara, barangsiapa yang empat perkara itu semuanya ada di dalam dirinya,
maka orang itu adalah seorang munafik yang murni -yakni munafik yang
sebenar-benarnya- dan barangsiapa yang di dalam dirinya ada satu perkara dari
empat perkara tersebut, maka orang itu memiliki pula satu macam perkara dari
kemunafikan sehingga ia meninggalkannya, yaitu: jikalau dipercaya berkhianat,
jikalau berbicara berdusta, jikalau berjanji bercidera -yakni tidak menepati-
dan jikalau bertengkar maka ia berbuat kecurangan -yakni tidak melalui jalan
yang benar lagi-." (Muttafaq 'alaih)
Keterangan:
Nifaq atau
kemunafikan adalah suatu sifat yang ada di dalam hati manusia dan tidak dapat
diketahui oleh orang lain. Kemunafikan adalah suatu penyakit rohani yang tidak
dapat disembuhkan kecuali oleh orang itu sendiri. Kita dapat mengetahui
seseorang itu dihinggapi oleh penyakit kemunafikan, hanyalah semata-mata dari
tanda-tandanya yang lahiriyah belaka. Apakah kemunafikan itu? Kemunafikan ialah
menunjukkan di luar sebagai seorang Muslim yang benar-benar keislaman dan
keimanannya, tetapi dalam hatinya adalah sebaliknya. Orang munafik itu
hakikatnya adalah orang yang memusuhi Agama Islam, menghalang-halangi
perkembangan dan kemajuan Islam, tidak ridha dengan kepesatan dan keluhuran
Islam dan dengan segala daya upaya hendak mematikan Agama Islam. Itulah yang
terkandung dalam hatinya yang sebenar-benarnya. Hanya tampaknya saja ia sebagai
pemeluk Islam yang setia. Bagi Islam orang munafik itu adalah sebagai musuh
dalam selimut. Ia menggunting dalam lipatan atau menusuk kawan seiring dari
belakang. Besar benar bahayanya kaum munafik itu terhadap Islam dan kaum
Muslimin. Oleh sebab itu Allah menjanjikan siksa yang pedih kepada kaum munafik
itu dengan firmannya: "Sesungguhnya orang-orang munafik itu ada di dalam tingkat
terbawah dari neraka." Oleh sebab tidak seorangpun yang mengetahui isi hati
seorang, maka oleh Rasulullah s.a.w. diuraikan tanda-tandanya kemunafikan, yaitu
ada empat macam perkara. Dijelaskan oleh beliau s.a.w. bahwa barangsiapa yang
memiliki empat macam perkara itu keseluruhannya, maka ia benar-benar dapat
digolongkan dalam kelompok kaum munafik yang asli, tulen atau murni, bagaikan
emas kemunafikannya sudah 24 karat. Tetapi apabila hanya satu perkara saja yang
dimilikinya itu, maka ia telah dihinggapi satu macam penyakit kemunafikan
tersebut.
Adapun empat
perkara itu ialah:
-
Jikalau berbicara berdusta.
-
Jikalau berjanji tidak menepati.
-
Jikalau bertengkar atau bertentangan dengan seorang, lalu berbuat kejahatan.
-
Jikalau membuat sesuatu perjanjian lalu merusakkan atau membatalkannya sendiri yakni tidak mematuhi isi perjanjian itu dengan sebaik-baiknya.
Dalam hadits
sebelumnya disebutkan bahwa salah satu sifat kemunafikan ialah: Jikalau
dipercaya lalu berkhianat. Penyakit kemunafikan itu tetap berjangkit dalam diri
seorang selama sifat-sifat buruk di atas (lima macam) tidak ditinggalkan,
sekalipun orang tersebut mengerjakan shalat, puasa serta mengaku bahwa dirinya
adalah manusia Muslim. Amat sederhana sekali tampaknya sifat-sifat kemunafikan
yang banyaknya empat atau lima macam di atas itu, tetapi bahayanya amat besar
sekali. Oleh sebab itu, selama masih ada satu penyakit kemunafikan itu
menghinggapi seorang, maka tetap ia dapat dianggap sebagai orang munafik,
jikalau penyakitnya itu tidak dilenyapkan sendiri, sekalipun taraf
kemunafikannya masih rendah. Jadi kemunafikan seseorang itu dianggap tinggi atau
rendah, murni atau tidak, hal itu tergantung kepada banyaknya sifat kemunafikan
yang dimiliki olehnya. Jelasnya kemunafikannya itu dapat 20%, 40%, 60%, 80% atau
100% yakni tulen dan murni. Semoga kita semua dihindarkan dari sifat kemunafikan
ini selama-lamanya.
689. Dari Jabir
r.a., katanya: "Nabi s.a.w. bersabda kepada saya: "Andaikata harta dari daerah
Albahrain itu benar-benar telah tiba, tentulah saya akan memberimu sekian,
sekian dan sekian." Tetapi harta dari Albahrain itu tidak pernah datang sampai
Nabi s.a.w. wafat. Kemudian setelah harta dari Albahrain itu datang, Abu Bakar
r.a. menyuruh supaya diserukan: "Barangsiapa yang di sisi Rasulullah s.a.w.
mempunyai suatu janji atau hutang, maka hendaklah datang ke tempat kami." Saya
lalu mendatangi Abu Bakar r.a., dan saya berkata: "Sesungguhnya Nabi s.a.w.
pernah bersabda kepada saya demikian, demikian." Abu Bakar r.a. lalu memberikan
kepada saya suatu pemberian, kemudian saya menghitungnya, tiba-tiba jumlahnya
itu ialah lima ratus dirham dan Abu Bakar r.a. berkata: "Ambillah dua kalinya
itu lagi." (Muttafaq 'alaih)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar